Selamat datang di "Deden Darma Blog", Kami admin deden darma blog mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa ramadhan

WAKTU SEKARANG

Tahukah anda ?

Jika ingin melipatgandakan kesuksesan anda. Anda perlu melipatgandakan kegagalan anda. (Thomas J. Watson)

Anda tidak akan pernah mencapai kesuksesan sejati kecuali anda menyukai apa yang anda kerjakan. (Dale Carnegie)

Sukses adalah sebuah perjalanan bukan tujuan akhir. (Ben Sweetland)

Kebahagiaan hanya tersedia bagi orang yang menangis, mereka yang disakiti hatinya, mereka yang mencari danm mereka yang mencoba. Karena hanya mereka itulah yang menghargai pentingnya orang yang pernah hadir dalam hidup mereka.

Garis batas kegagalan dan kesuksesan adalah sangat tipis sehingga kita jarang mengetahui bahwa kita telah melewatinya, sangat tipis sehingga kita sering berada pada garis batas tersebut tetapi kita akan menyadarinya. (Ralph Waldo Emerson)

Followers

Artikel Penting

Diberdayakan oleh Blogger.

About Next Posting

Nantikan pembaharuan dan posting baru saya OK!

Selasa, 08 Maret 2011

ABERASI GANGGU EKOSISTEM BURUNG MALEO

AMBON--MICOM: Abrasi yang menghancurkan tanggul pantai di Desa Kailolo, Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, mengancam kelangsungan ekosistem burung Maleo (Macrocephalon Maleo) yang setiap hari bertelur di sekitar tanjung dekat pantai itu.

Kepala Desa (atau dalam bahasa setempat di sebut Raja) Kailolo, Azhar Ohorella di Ambon, Senin (7/3) mengatakan, abrasi mengakibatkan sejumlah pohon di hutan Tanjung Maleo tumbang sehingga areal bertelur burung menjadi terbuka.

"Selain itu, abrasi juga menyebabkan masyarakat membangun rumah agak jauh dari pantai yang artinya semakin dekat ke hutan Maleo. Hal itu dapat mengganggu konsentrasi burung untuk bertelur karena cahaya lampu yang terlihat dari rumah-rumah warga," katanya.

Dia berharap, pengikisan pantai akibat ombak dapat diperhatikan Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah serta Balai Konservasi Hutan sehingga tidak berdampak terhadap kelangsungan ekosistem Burung Maleo di Desa Kalilolo sebagai satu-satunya habitat burung itu di Pulau Haruku.

"Kalau hal ini tidak diperhatikan oleh pemerintah lama-kelamaan hutan Tanjung itu bisa punah yang mengakibatkan burung-burung itu kehilangan ekosistemnya," katanya.

Menurut Azhar, habitat Burung Maleo di Desa Kailolo telah ada sejak zaman nenek moyang mereka. Burung-burung itu tinggal dan bertelur seiring pergantian musim barat dan timur.

Bila musim Barat, burung-burung itu banyak memproduksi telur karena kawanan dari komunitas di Pulau Seram atau lainnya ikut bergabung. Sedangkan saat musim timur, mereka mencari habitat lain yang sesuai untuk tempat bertelur.

"Kalau musim timur mereka bertelur sedikit sekali. Paling banyak 50 butir. Bahkan bisa juga lapangan ini saat digali tidak ada telurnya sama sekali. Sedangkan saat musim barat telur-telur yang digali bisa mencapai 120 butir," kata seorang penggali telur Burung Maleo, Moch Ohorella.

Telur-telur tersebut sebagian dimanfaatkan oleh desa untuk pembangunan dan perawatan mesjid. Sebagian lagi dibudidaya. Pemanfaatan dan pemeliharaan tersebut ditangani oleh pihak ketiga yakni pengusaha yang menjadi pemenang tender pelelangan telur Maleo yang dilelang setiap tahun oleh Pemerintah Desa. Tarif lelang berkisar Rp8 juta - Rp15 juta per tahun.

Hasil pelelangan diserahkan langsung kepada pengurus Mesjid Nandatu Desa Kailolo sebagai sumber utama dana pembangunan mesjid. (Ant/OL-2) 

Sumber : www.mediaindonesia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tuliskan komentar anda

Total Tayangan Halaman

Entri Populer