Selamat datang di "Deden Darma Blog", Kami admin deden darma blog mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa ramadhan

WAKTU SEKARANG

Tahukah anda ?

Jika ingin melipatgandakan kesuksesan anda. Anda perlu melipatgandakan kegagalan anda. (Thomas J. Watson)

Anda tidak akan pernah mencapai kesuksesan sejati kecuali anda menyukai apa yang anda kerjakan. (Dale Carnegie)

Sukses adalah sebuah perjalanan bukan tujuan akhir. (Ben Sweetland)

Kebahagiaan hanya tersedia bagi orang yang menangis, mereka yang disakiti hatinya, mereka yang mencari danm mereka yang mencoba. Karena hanya mereka itulah yang menghargai pentingnya orang yang pernah hadir dalam hidup mereka.

Garis batas kegagalan dan kesuksesan adalah sangat tipis sehingga kita jarang mengetahui bahwa kita telah melewatinya, sangat tipis sehingga kita sering berada pada garis batas tersebut tetapi kita akan menyadarinya. (Ralph Waldo Emerson)

Followers

Artikel Penting

Diberdayakan oleh Blogger.

About Next Posting

Nantikan pembaharuan dan posting baru saya OK!

Jumat, 11 Maret 2011

Racun laba-laba seampuh viagra

KOMPAS.com - Dengan menggunakan racun laba-laba, ilmuwan mencoba membuat obat bagi pria dengan disfungsi ereksi.

Laba-laba yang digunakan oleh ilmuwan tersebut adalah laba-laba dari Brazil jenis Phoneutria nigriventer. "Salah satu efek dari racun laba-laba ini adalah ereksi terus-menerus," kata Dr. Kania Nunes, fisiolog dari Medical College of Georgia.

Setelah berhasil memisahkan senyawa penyebab ereksi dari racun, mencobanya pada tikus. Hewan pengerat ini dikenal sering memiliki disfungsi ereksi akut. Pemberian "viagra baru" ini membuat tikus bisa membuat tikus ereksi dengan normal.

Menurut Nunes, setelah menyelidiki racun lebih lanjut, ia dan timnya mendapati cara kerja racun laba-laba dalam membuat ereksi berbeda dengan cara kerja obat disfungsi ereksi yang saat ini sudah ada. "Boleh dibilang kabar baik karena beberapa pasien tidak berhasil ditangani dengan terapi yang ada sekarang. Racun ini bisa jadi pilihan lain untuk mereka," kata Nunes.

Laba-laba P. nigriventer biasa didapati di dekat tanaman pisang di daerah tropis. Laba-laba, yang kakinya bisa memanjang hingga 10 hingga 12 centimeter ini, sering berkeluyuran dan menggigit ketika merasa terancam.

Gigitan beracunnya terasa sangat sakit. Selain mengakibatkan ereksi terus-menerus selama beberapa jam, racun juga akan mengakibatkan orang kehilangan kemampuan mengendalikan otot, serta rasa sakit, kesulitan bernapas. Jika tidak cepat ditangani, kematian karena kekurangan oksigen dapat terjadi. Dengan diberi antiracun, korban biasanya kembali sehat dalam seminggu.

Tidak banyak kematian terlaporkan akibat gigitan laba-laba ini. Dari sekitar 7.000 kasus, hanya 10 yang diketahui meninggal. (National Geographic Indonesia/Alex Pangestu)

Sumber: http://kompas.com

Selasa, 08 Maret 2011

ABERASI GANGGU EKOSISTEM BURUNG MALEO

AMBON--MICOM: Abrasi yang menghancurkan tanggul pantai di Desa Kailolo, Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, mengancam kelangsungan ekosistem burung Maleo (Macrocephalon Maleo) yang setiap hari bertelur di sekitar tanjung dekat pantai itu.

Kepala Desa (atau dalam bahasa setempat di sebut Raja) Kailolo, Azhar Ohorella di Ambon, Senin (7/3) mengatakan, abrasi mengakibatkan sejumlah pohon di hutan Tanjung Maleo tumbang sehingga areal bertelur burung menjadi terbuka.

"Selain itu, abrasi juga menyebabkan masyarakat membangun rumah agak jauh dari pantai yang artinya semakin dekat ke hutan Maleo. Hal itu dapat mengganggu konsentrasi burung untuk bertelur karena cahaya lampu yang terlihat dari rumah-rumah warga," katanya.

Dia berharap, pengikisan pantai akibat ombak dapat diperhatikan Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah serta Balai Konservasi Hutan sehingga tidak berdampak terhadap kelangsungan ekosistem Burung Maleo di Desa Kalilolo sebagai satu-satunya habitat burung itu di Pulau Haruku.

"Kalau hal ini tidak diperhatikan oleh pemerintah lama-kelamaan hutan Tanjung itu bisa punah yang mengakibatkan burung-burung itu kehilangan ekosistemnya," katanya.

Menurut Azhar, habitat Burung Maleo di Desa Kailolo telah ada sejak zaman nenek moyang mereka. Burung-burung itu tinggal dan bertelur seiring pergantian musim barat dan timur.

Bila musim Barat, burung-burung itu banyak memproduksi telur karena kawanan dari komunitas di Pulau Seram atau lainnya ikut bergabung. Sedangkan saat musim timur, mereka mencari habitat lain yang sesuai untuk tempat bertelur.

"Kalau musim timur mereka bertelur sedikit sekali. Paling banyak 50 butir. Bahkan bisa juga lapangan ini saat digali tidak ada telurnya sama sekali. Sedangkan saat musim barat telur-telur yang digali bisa mencapai 120 butir," kata seorang penggali telur Burung Maleo, Moch Ohorella.

Telur-telur tersebut sebagian dimanfaatkan oleh desa untuk pembangunan dan perawatan mesjid. Sebagian lagi dibudidaya. Pemanfaatan dan pemeliharaan tersebut ditangani oleh pihak ketiga yakni pengusaha yang menjadi pemenang tender pelelangan telur Maleo yang dilelang setiap tahun oleh Pemerintah Desa. Tarif lelang berkisar Rp8 juta - Rp15 juta per tahun.

Hasil pelelangan diserahkan langsung kepada pengurus Mesjid Nandatu Desa Kailolo sebagai sumber utama dana pembangunan mesjid. (Ant/OL-2) 

Sumber : www.mediaindonesia.com

Senin, 07 Maret 2011

PERNAPASAN BURUNG



Pada kesempatan ini kita akan membahas proses pernapasan pada hewan unggas(aves) khususnya pada burung.

Pada burung, tempat berdifusinya gas pernapasan hanya terjadi di paru-paru. Paru-paru burung berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga dada yang dilindungi oleh tulang rusuk.
Jalur pernapasan pada burung berawal di lubang hidung. Pada tempat ini, udara masuk kemudian diteruskan pada celah tekak yang terdapat pada dasar faring yang menghubungkan trakea. Trakeanya panjang berupa pipa bertulang rawan yang berbentuk cincin, dan bagian akhir trakea bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Dalam bronkus pada pangkal trakea terdapat sirink yang pada bagian dalamnya terdapat lipatan-lipatan berupa selaput yang dapat bergetar. Bergetarnya selaput itu menimbulkan suara. Bronkus bercabang lagi menjadi mesobronkus yang merupakan bronkus sekunder dan dapat dibedakan menjadi ventrobronkus (di bagian ventral) dan dorsobronkus ( di bagian dorsal). Ventrobronkus dihubungkan dengan dorsobronkus, oleh banyak parabronkus (100 atau lebih).
Parabronkus berupa tabung tabung kecil. Di parabronkus bermuara banyak kapiler sehingga memungkinkan udara berdifusi. Selain paru-paru, burung memiliki 8 atau 9 perluasan paru-paru atau pundi-pundi hawa (sakus pneumatikus) yang menyebar sampai ke perut, leher, dan sayap. Pundi-pundi hawa berhubungan dengan paru-paru dan berselaput tipis. Di pundi-pundi hawa tidak terjadi difusi gas pernapasan; pundi-pundi hawa hanya berfungsi sebagai penyimpan cadangan oksigen dan meringankan tubuh. Karena adanya pundi-pundi hawa maka pernapasan pada burung menjadi efisien. Pundi-pundi hawa terdapat di pangkal leher (servikal), ruang dada bagian depan (toraks anterior), antara tulang selangka (korakoid), ruang dada bagian belakang (toraks posterior), dan di rongga perut (kantong udara abdominal).
Masuknya udara yang kaya oksigen ke paru-paru (inspirasi) disebabkan adanya kontraksi otot antartulang rusuk (interkostal) sehingga tulang rusuk bergerak keluar dan tulang dada bergerak ke bawah. Atau dengan kata lain, burung mengisap udara dengan cara memperbesar rongga dadanya sehingga tekanan udara di dalam rongga dada menjadi kecil yang mengakibatkan masuknya udara luar. Udara luar yang masuk sebagian kecil tinggal di paru-paru dan sebagian besar akan diteruskan ke pundi- pundi hawa sebagai cadangan udara.
Udara pada pundi-pundi hawa dimanfaatkan hanya pada saat udara (OZ) di paruparu berkurang, yakni saat burung sedang mengepakkan sayapnya. Saat sayap mengepak atau diangkat ke atas maka kantung hawa di tulang korakoid terjepit sehingga oksigen pada tempat itu masuk ke paru-paru. Sebaliknya, ekspirasi terjadi apabila otot interkostal relaksasi maka tulang rusuk dan tulang dada kembali ke posisi semula, sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar dari tekanan di udara luar akibatnya udara dari paru-paru yang kaya karbon dioksida keluar. Bersamaan dengan mengecilnya rongga dada, udara dari kantung hawa masuk ke paru-paru dan terjadi pelepasan oksigen dalam pembuluh kapiler di paru-paru. Jadi, pelepasan oksigen di paru-paru dapat terjadi pada saat ekspirasi maupun inspirasi.
Bagan pernapasan pada burung di saat hinggap adalah sebagai berikut.
Burung mengisap udara - udara mengalir lewat bronkus ke pundi-pundi hawa bagian belakang - bersamaan dengan itu udara yang sudah ada di paru-paru mengalir ke pundipundi hawa - udara di pundi-pundi belakang mengalir ke paru-paru - udara menuju pundipundi hawa depan.
Sumber: http://abba.vlsm.org
Diakses tanggal: 8 Maret 2011

Total Tayangan Halaman

Entri Populer